On Senin, 24 Januari 2011 0 comments

Dishub Remajakan 445 MPU
Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya terus berupaya memperbaiki layanan armada angkutan umum. Salah satunya dengan mengalihkan pemakaian bahan bakar bensin ke bahan bakar gas (BBG). Langkah dishub memasang konverter ( Mesin Penganti BBM) di mobil penumpang umum (MPU) merupakan salah satu peremajaan. Di sisi lain, penggunaan BBG dikenal ramah Lingkungan.
"Sudah hampir seminggu ini sedikitnya 445 MPU telah ganti BBG", ungkap Kepala Bidang Angkutan Dishub Surabaya Ari Winarno. Dia menjelaskan, peremajaan tersebut sesuai dengan tuntutan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Pembatasan Usia Angkutan Umum.

Program pengalihan penggunaan BBM ke BBG bagi MPU dilakukan secara bertahap. Awal tahun ini pihaknya mendapat jatah 445 konveter dari pemerintah pusat.semual, pihaknya mengajukan 1000 konveter. Jatah itu diprioritaskan untuk MPU yang berkondisi kurang layak.

Diantara 58 trayek, dishub memprioritaskan 29 trayek yang dianggap memiliki permintaan tinggi. Dengan program itu, terang Ari, pemakaian BBM bisa lebih hemat. Ketika harga bensin pre liter mencapai Rp 4500, BBG berkisar Rp 3250 perliter

Para Sopir MPU tidak perlu risau mengisi bahan bakar gas. Saat ini, sudah ada tiga SPBU gas. yakni di Balongsari, Brebek dan Jogoloyo. Pihaknya tengah bekerjasama dengan pemasok agar bisa menyediakan stasiun BBG bergerak di beberapa terminal. Salah satunya di terminal joyoboyo. "Stasiun pengisian nanti itu secara dinamis. Bisa melayani secara mobile di terminal ke terminal," terangnya

Sementara itu, ketua Karteker Organda Surabaya Ateng Aryono sedang mendata jumlah angkutan umum yang perlu di remajakan. " Penataan terhadap angkutan umum selama ini masih konvensional", ujarnya kemarin. Ketika disinggung tentang jumlah angkutan umum yang sudah tidak layak,pejabat yang mengantikan Wastomi Suheri itu belum bisa memastikan. Pihaknya akan melakukan studi kasus dengan mengandeng ahli transportasi.Selain itu, dia masih berkonsolidasi dengan pengusaha angkutan umum untuk peremajaan.
Selengkapnya...

On Jumat, 21 Januari 2011 0 comments

Selain bakal menaikkan tarif uji kir , Dinas Perhubungan Kota Surabaya mulai 1 Februari 2011 juga akan menaikkan retribusi terminal. Nantinya jenis kendaraan yang masuk ke terminal akan dikenai retribusi terminal yang bersifat progresif.

Di setiap kedatangan, kendaraan akan dikenai retribusi. Kemudian dalam dua jam pertama di tempat parkir akan dikenai retribusi lagi. Sedangkan jika melewati dua jam tersebut, masih akan dikenakan retribusi lagi yang hitungannya diberlakukan tiap satu jam sekali.

“Aturan ini merupakan pelaksanaan Perda No.12 Tahun 2010 tentang Retribusi Terminal yang diundangkan 30 November 2010 lalu,” kata Kepala Dishub Kota Surabaya Eddi,

Ia mengatakan, atas perda ini juga telah dikeluarkan Instruksi Walikota No. 15 Tahun 2010. Perda itu sendiri merupakan perubahan perda lama No. 7 Tahun 2001. Dari perubahan tersebut, terdapat perbedaan besaran retribusi yang akan dikenakan pada kendaraan (lihat tabel).

Eddi menerangkan kenaikan retribusi ini akan diberlakukan di tiga terminal, yakni Terminal Tambak Osowilangon, Joyoboyo dan Pangkalan. “Kami tidak bisa menerapkan di Purabaya (Bungurasih) karena wilayah di sana masuk Sidoarjo. Sedangkan Perda Surabaya hanya bisa mengatur di Surabaya,” terangnya.

Sementara itu, atas kenaikan kedua tarif ini, target pendapatan Dishub diproyeksikan ikut mengalami kenaikan. Dari sebelumnya sebesar Rp 7 miliar pada tahun 2010, kemungkinan akan naik menjadi Rp10,4 miliar di tahun 2011
Selengkapnya...

On Jumat, 07 Januari 2011 0 comments

Untuk urusan lalu lintas, jalanan di surabaya masih menjadi salah satu pembunuh cukup sadis. Data hasil analis dan evaluasi Satlantas Polresta Surabaya menunjukan hal tersebut. Jumlah kecelakaan menurun, namun jumlah orang yang tewas akibat kecelakaan meningkat.

Sepanjang 2010, ada 711 kecelakaan atau setiap hari ada dua kecelakaan. Sebenarnya jumlah itu menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat 855 kasus. Namun, fatalitasnya justru meningkat.Bila pada 2009 hanya ada 229 orang tewas di jalanan Surabaya, pada 2010 jumlahnya meningkat menjadi 324 Orang. Dengan kata lain, hampir setiap hari ada satu orang tewas di jalanan Surabaya.Sementara itu, peningkatan juga terjadi pada korban luka berat.yakni, dari 176 orang yang mengalami patah tulang atau amputasi karena kecelakaan pada 2009 bertambah menjadi 240 orang yang harus mendapat penangganan medis berat pada 2010. Total kerugian material Rp 577 juta sepanjang gara - gara kecelakaan.
Selain itu,perilaku pengendara sepeda motor masih menjadi penyebab utama kecelakaan. Simak saja data berikut. Sepanjang 2010, tercatat ada 883 Sepeda motor yang terlibat kecelakaan. Jauh lebih tinggi daripada kendaraan peringkat kedua, yakni mobil station wagon, yang tercata 155 kendaraan.

Buruknya perilaku pengendara di jalan juga terlihat dari jumlah kecelakaan menurut cuaca. Total ada 701 kecelakaan pada saat cerah dan keringm 1 kecelakaan karena jalan licin, dan hanya 9 kecelakaan saat hujan. Jadi, Cuaca bisa dikesampingkan dari faktor penyebab kecelakaan. Pelanggaran markah juga masih menjadi nomor satu penyebab kecelakaan. Total ada 436 kecelakaan yang didahului oleh pelanggaran markah jalan. Itu jelas - jelas merupakan indikasi kuat bahwa buruknya perilaku berkendara di jalan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan

Maka Kasatlantas Polrestabes Surabaya yang baru AKBP Asep Akbar Hikmana mempunyai tugas sangat berat. Yakni, harus melakukan serangkaian terobosan untuk mendisiplinkan perilaku pengendara. " Kami masih melakukan kajian untuk membuat sebuah kebijakan yang tepat," kata perwira yang baru saja dilantik pada pertengahan Desember 2010 itu.

Pria lebih Ceroboh
Sementara itu,berdasar data anev Satlantas Polrestabes Surabaya, ada hal menarik terkait dengan masalah gender, Meski secara umum ada anggapan ada anggapan bahwa cara mengemudi perempuan lebih berbahaya ketimbang pria (sering ragu - ragu dan tidak "tegas " dalam berkendara) faktanya menyebutkan sebaliknya

Data Satlantas Polrestabes Surabaya menyebutkan bahwa pelaku kecelakaan menurut jenis kelamin yang paling banyak adalah pria,yakni 531 pria dan 52 perempuan. Meski data menyebutkan bahwa satu diantara empat pengemudi adalah perempuan, tetap saja pada pria lebih ceroboh daripada perempuan. Sebab, selisihnya sepuluh kali lipat.

Perbandingan tersebut semakin menurun bila dibandingkan dengan 2009. Perbandingannya adalah diantara sembilan kali kecelakaan baru satu yang terjadi pada perempuan. Itu berarti semakin tahun, semakin pria menjadi ceroboh dalam berkendara.
Selain itu,cara berkemudi khas pada perempuan membuatnya terhindar dari korban kecelakaan. Bukti hanya ada 210 perempuan yang menjadi korban kecelakaan. Sementara itu, pada periode yang sama, ada 731 pria yang menjadi korban kecelakaan

Selengkapnya...