On Jumat, 07 Januari 2011 0 comments

Untuk urusan lalu lintas, jalanan di surabaya masih menjadi salah satu pembunuh cukup sadis. Data hasil analis dan evaluasi Satlantas Polresta Surabaya menunjukan hal tersebut. Jumlah kecelakaan menurun, namun jumlah orang yang tewas akibat kecelakaan meningkat.

Sepanjang 2010, ada 711 kecelakaan atau setiap hari ada dua kecelakaan. Sebenarnya jumlah itu menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat 855 kasus. Namun, fatalitasnya justru meningkat.Bila pada 2009 hanya ada 229 orang tewas di jalanan Surabaya, pada 2010 jumlahnya meningkat menjadi 324 Orang. Dengan kata lain, hampir setiap hari ada satu orang tewas di jalanan Surabaya.Sementara itu, peningkatan juga terjadi pada korban luka berat.yakni, dari 176 orang yang mengalami patah tulang atau amputasi karena kecelakaan pada 2009 bertambah menjadi 240 orang yang harus mendapat penangganan medis berat pada 2010. Total kerugian material Rp 577 juta sepanjang gara - gara kecelakaan.
Selain itu,perilaku pengendara sepeda motor masih menjadi penyebab utama kecelakaan. Simak saja data berikut. Sepanjang 2010, tercatat ada 883 Sepeda motor yang terlibat kecelakaan. Jauh lebih tinggi daripada kendaraan peringkat kedua, yakni mobil station wagon, yang tercata 155 kendaraan.

Buruknya perilaku pengendara di jalan juga terlihat dari jumlah kecelakaan menurut cuaca. Total ada 701 kecelakaan pada saat cerah dan keringm 1 kecelakaan karena jalan licin, dan hanya 9 kecelakaan saat hujan. Jadi, Cuaca bisa dikesampingkan dari faktor penyebab kecelakaan. Pelanggaran markah juga masih menjadi nomor satu penyebab kecelakaan. Total ada 436 kecelakaan yang didahului oleh pelanggaran markah jalan. Itu jelas - jelas merupakan indikasi kuat bahwa buruknya perilaku berkendara di jalan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan

Maka Kasatlantas Polrestabes Surabaya yang baru AKBP Asep Akbar Hikmana mempunyai tugas sangat berat. Yakni, harus melakukan serangkaian terobosan untuk mendisiplinkan perilaku pengendara. " Kami masih melakukan kajian untuk membuat sebuah kebijakan yang tepat," kata perwira yang baru saja dilantik pada pertengahan Desember 2010 itu.

Pria lebih Ceroboh
Sementara itu,berdasar data anev Satlantas Polrestabes Surabaya, ada hal menarik terkait dengan masalah gender, Meski secara umum ada anggapan ada anggapan bahwa cara mengemudi perempuan lebih berbahaya ketimbang pria (sering ragu - ragu dan tidak "tegas " dalam berkendara) faktanya menyebutkan sebaliknya

Data Satlantas Polrestabes Surabaya menyebutkan bahwa pelaku kecelakaan menurut jenis kelamin yang paling banyak adalah pria,yakni 531 pria dan 52 perempuan. Meski data menyebutkan bahwa satu diantara empat pengemudi adalah perempuan, tetap saja pada pria lebih ceroboh daripada perempuan. Sebab, selisihnya sepuluh kali lipat.

Perbandingan tersebut semakin menurun bila dibandingkan dengan 2009. Perbandingannya adalah diantara sembilan kali kecelakaan baru satu yang terjadi pada perempuan. Itu berarti semakin tahun, semakin pria menjadi ceroboh dalam berkendara.
Selain itu,cara berkemudi khas pada perempuan membuatnya terhindar dari korban kecelakaan. Bukti hanya ada 210 perempuan yang menjadi korban kecelakaan. Sementara itu, pada periode yang sama, ada 731 pria yang menjadi korban kecelakaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar