On Minggu, 31 Oktober 2010 1 comments

Hari ini Minggu jam 10.30 (31/10) Tim penilai Adipura masuk terminal bratang.sebelumnya mereka melakukan penilaian di kebun bibit yang notabenenya letaknya tidak jauh dari terminal bratang.Tim inpenden ini terdiri dari 8 orang berpakaian safari dan preman membawa seperangkat kamera dan membidik lensa mereka ke fasilitas terminal bratang yaitu shelter,drainase,tempat smoke area,taman terminal bratang dan tentunya pagar yang masih dalam perbaikan.

Tim indepen dari menteri lingkungan hidup ini sebagaian besar dari LSM yang peduli lingkungan yang sudah terbukti eksistensinya.Karena tema lingkungan Hidup di tahun 2010, "Many Species. One Planet. One Future” (Banyak Species. Satu Planet. Satu Masa Depan).menurut mereka Penilaian Adipura pada dasarnya terdiri dari dua komponen, yaitu fisik dan non fisik. Penilaian terhadap komponen fisik terfokus kepada kinerja pemerintah daerah dalam menyediakan, menjaga kebersihan dan keteduhan fasilitas publik, perumahan, sungai dan sistem drainase, fasilitas kebersihan dan lokasi - lokasi wisata. Komponen non fisik mencakup penilaian terhadap institusi, managemen dan daya tanggap pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan perkotaan. Hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat hubungan atau pun kolerasi yang erat antara nilai fisik dan non fisik dari suatu perkotaan, atau dengan kata lain kriteria penilaian yang digunakan dalam program Adipura dapat membuktikan bahwa kota - kota yang mempunyai fasilitas fisik yang baik selalu ditunjang oleh institusi, managemen dan daya tanggap pengelolaan lingkungan hidup yang baik pula.

Ruang lingkup dan indikator yang ada pada program Adipura didominasi seputar isue – isue :
- Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Pengelolan Kebersihan/Sampah
- Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
- Anggaran
- Sarana dan Prasarana
- Tingkat Pelayanan
- Perencanaan
- Partisipasi Masyarakat dalam lingkungan hidup
- Fasilitas publik seperti kebersihan sungai, sarana trasnportasi dan sarana kota.

Program Adipura digunakan untuk meningkatkan motivasi kepada kalangan Birokrat, Stake Holder, LSM maupun masyarakat Surabaya untuk menciptakan pengelolaan lingkungan yang bersih dan hijau di Kota Surabaya.
Program Adipura bukanlah sasaran utama, akan tetapi program ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan kota dalam mengelola lingkungannya secara komprehensif. Selengkapnya...

On 0 comments

Sejak tahun 2002 tepatnya tanggal 5 Juni 2002 Kementerian Lingkungan Hidup telah memulai kembali Program Adipura untuk mengevaluasi pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, pengendalian pencemaran air, dan fasilitas publik di kawasan perkotaan. Program Adipura ini bertujuan untuk mendorong pemerintah daerah dan masyarakat mewujudkan kota “bersih dan teduh” (clean and green city) dengan menerapkan prinsip – prinsip Good Governance (transparansi, partisipasi dan akuntabilitas).
Program Adipura merupakan program yang dinamis dan prinsip keberlanjutan merupakan salah satu prinsip dasar pelaksanaan program ini. Gambaran singkat perkembangan Program Adipura dari tahun I sampai dengan tahun ke V dalam penilaian dapat dilihat sebagai berikut :
Tahun I : 2002 – 2003, Evaluasi kriteria penilaian adipura (baru) berhubungan erat antara nilai fisik dan non fisik.
Tahun II : 2003 – 2004, Terkumpul data-data dasar (empiris) standard pengelolaan lingkungan.

Tahun III : 2004 – 2005, Data standard pengelolaan lingkungan hidup dikembangkan sebagai indeks pengelolaan lingkungan hidup perkotaan.
Tahun IV : 2005 – 2006, Desentralisasi Adipura, status keikutsertaan kota-kota semula bersifat suka rela menjadi bersifat wajib.
Tahun V : 2006 – 2007, Ada pembaharuan pada komponen non fisik yang menitikberatkan pada perencanaan dan pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau.
Tahun VI : 2007 – 2008, Ada pembaharuan pada komponen non fisik dalam perencanaan dan pengelolaan kebersihan / sampah dan ruang terbuka hijau yang menitikberatkan pada aspek 3 R (Reduce, Reuse, Recycle), peningkatan peran serta masyarakat dalam hal pengelolaan kebersihan/sampah dan penghijauan serta Pengendalian Pencemaran Air.Tahun pertama penilaian adalah tahun konsolidasi untuk meletakkan dasar - dasar program, memperkuat sistem dan kelembagaan. Salah satu hal yang menonjol pada tahun pertama adalah evaluasi terhadap kriteria penilaian. Penilaian Adipura pada dasarnya terdiri dari dua komponen, yaitu fisik dan non fisik. Penilaian terhadap komponen fisik terfokus kepada kinerja pemerintah daerah dalam menyediakan, menjaga kebersihan dan keteduhan fasilitas publik, perumahan, sungai dan sistem drainase, fasilitas kebersihan dan lokasi - lokasi wisata. Komponen non fisik mencakup penilaian terhadap institusi, managemen dan daya tanggap pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan perkotaan. Hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara nilai fisik dan non fisik dari suatu perkotaan, atau dengan kata lain kriteria penilaian yang digunakan dalam program Adipura dapat membuktikan bahwa kota - kota yang mempunyai fasilitas fisik yang baik selalu ditunjang oleh institusi, managemen dan daya tanggap pengelolaan lingkungan hidup yang baik pula.
Tahun kedua sudah mulai terkumpul data dasar yang bersifat empiris yang dapat digunakan sebagai brenchmark dalam penilaian predikat bersih dan teduh. Kriteria bersih dikaitkan dengan timbulan sampah per kapita, anggaran kebersihan per kapita dan anggaran sampah terangkut. Sedangkan kriteria teduh dikaitkan dengan luas ruang terbuka hijau (RTH) per luas perkotaan, anggaran RTH terhadap APBD, dan anggaran RTH per kapita. Data - data dasar tersebut terus dikembangkan sebagai acuan dalam penilaian Adipura.
Pada tahun ketiga, data - data tersebut terus dikembangkan dengan mengacu kepada hasil studi banding ke United Kingdom, Workshop penerapan indikator umum untuk Clean Air, Clean Water dan Clean Land kota-kota ASEAN.
Pada tahun pelaksanaan keempat terjadi perubahan yang sangat signifikan. Pada tahap awal sampai tahun 2004, program Adipura masih diprioritaskan pada dua kegiatan pokok, yaitu :
1. Pemantauan dan evaluasi kinerja pengelolaan lingkungan perkotaan berdasarkan pedoman dan kriteria yang ditetapkan untuk menentukan peringkat;
2. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan perkotaan.
Namun mulai Juli 2005, terjadi desentralisasi proses penilaian dan perubahan Status keikutsertaan kota – kota , yang dahulu bersifat suka rela (voluntary), kemudian menjadi bersifat wajib (mandatory). Dengan adanya desentralisasi, pelaksanaan penilaian dilakukan bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kantor Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional dan berbagai unsur di daerah, yaitu Pemerintah Daerah, media massa , Perguruan Tinggi dan LSM . Hal ini sesuai dengan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan dalam rangka penerapan prinsip – prinsip Good Governance. Dengan adanya perubahan status keikutsertaan, maka mulai periode 2005 – 2006 ini seluruh kota di Indonesia di pantau.

Pada pelaksanaan kelima tahun 2006, ada perubahan / pembaharuan dalam metode penilaian. Mulai periode 2006 – 2007, komponen non fisik dari Program Adipura lebih menitikberatkan pada aspek perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan langsung dengan masalah sampah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Selain Daftar Isian, diperlukan juga RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), RKPDT (Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahunan), RKA (Rencana Kerja dan Anggaran), Renstra (Rencana Strategis), Renja (Rencana Kerja), dan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang); yang berkaitan dengan pengelolaan kebersihan (persampahan) dan pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).
Pada Pelaksanaan keenam tahun 2007, periode 2007 – 2008, komponen non fisik dari Program Adipura masih lebih menitikberatkan pada aspek perencanaan dan pengelolaan kebersihan/sampah dan ruang terbuka hijau dengan penekanan pada aspek 3 R (Reduce, Reuse, Recycle), peningkatan peran serta masyarakat dalam hal pengelolaan kebersihan/sampah dan penghijauan serta Pengendalian Pencemaran Air. Selain Daftar Isian, diperlukan juga RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), RKPDT (Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahunan), RKA (Rencana Kerja dan Anggaran), Renstra (Rencana Strategis), Renja (Rencana Kerja), dan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang); yang berkaitan dengan pengelolaan kebersihan (persampahan) dan pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).

3. PROGRAM ADIPURA DI KOTA SURABAYA
Ruang lingkup dan indikator yang ada pada program Adipura didominasi seputar isue – isue :
- Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Pengelolan Kebersihan/Sampah
- Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
- Anggaran
- Sarana dan Prasarana
- Tingkat Pelayanan
- Perencanaan
- Partisipasi Masyarakat
- Fasilitas publik seperti kebersihan sungai, sarana trasnportasi dan sarana kota.
Program Adipura digunakan untuk meningkatkan motivasi kepada kalangan Birokrat, Stake Holder, LSM maupun masyarakat Surabaya untuk menciptakan pengelolaan lingkungan yang bersih dan hijau di Kota Surabaya.
Program Adipura bukanlah sasaran utama, akan tetapi program ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan kota dalam mengelola lingkungannya secara komprehensif.
Prestasi Program Adipura yang telah diraih oleh Kota Surabaya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tingkat Nasional :
1 Adipura Presiden RI 1988
2 Adipura Presiden RI 1989
3 Adipura Presiden RI 1990
4 Adipura Presiden RI 1991
5 Adipura Kencana Presiden RI 1992
6. Adipura Kencana Presiden RI 1993
7 Adipura Presiden RI 1994
8 Adipura Kencana Presiden RI 1995
9 Adipura Kencana Presiden RI 1996
10 Adipura Kencana Presiden RI 1997
11 Adipura kencana Presiden RI 2006
12 Adipura kencana Presiden RI 2007
13 Adipura kencana Presiden RI 2008
14 Adipura kencana Presiden RI 2009
15 Adipura kencana Presiden RI 2010

Tahun 1998 – 2001 Program Adipura berhenti dan dimulai lagi tahun 2002.
Selengkapnya...

On Rabu, 27 Oktober 2010 0 comments

Muhammadiyah melalui Maklumat PP Muhammadiyah nomor: 05/MLM/I.0/E/2010, telah menetapkan awal Ramadhan, 1 Syawwal, dan 1 Dzulhijjah 1431H, termasuk di dalamnya adalah penetapan tanggal 10 Dzulhijjah atau hari Idul Adha.

Dalam surat yang ditandatangani oleh ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan sekretaris umum Agung Danarto tersebut, juga berisi himbauan berkenaan dengan ibadah pada bulan Ramadhan. Bersamaannya bulan Ramadhan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia, juga menjadi bagian himbauan Maklumat PP Muhammadiyah untuk selalu menjadikan diri sebagai manusia yang merdeka, bebas dari belenggu-belenggu kehidupan dan pada akhirnya menjadi manusia yang seutuhnya.

Maklumat PP Muhammadiyah yang tertanggal 16 Juli 2010 tersebut, mengumumkan bahwa 1 Ramadhan 1431H, akan jatuh pada hari Rabu, 11 Agustus 2010, dan 1 Syawwal 1431H, pada hari Jum’at 10 September 2010. Untuk 1 Dzulhijjah 1431H, Muhammadiyah mengumumkan akan jatuh pada hari Sabtu 6 November 2010, yang berarti Idul Adha atau 10 Dzulhijjah 1431H akan jatuh pada hari Selasa 16 November 2010

“Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Selasa, 16 Nopember 2010, dan hari Arafah tanggal 15 Nopember 2010. Penetapan Hari Raya Idul Adha ini kemungkinan waktunya berbeda dengan yang ditetapkan oleh pemerintah,”

"Saat ini pemerintah memang belum menetapkan, biasanya mendekati Hari Raya Idul Adha baru akan melakukan ru’yatul hilal. Kalaupun ada perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha, silakan masyarakat mengikuti sesuai keyakinannya. Perbedaan jangan dijadikan persoalan, anggap saja ini sebagai keanekaragaman,”

Shalat Idul Adha di Terminal bratang dilaksanakan Muhamdiyah Bratang Cabang Ngangel hari selasa,tgl 16 November 2010,lebih awal dari biasanya. Semoga pelaksanaan shalat Idul Adha tidak menganggu kekhusukan umat lainnya.yang mungkin dihari tersebut menjalankan ibadah puasa sebelum lebaran shalat Idul Adha.
Selengkapnya...

On Rabu, 20 Oktober 2010 0 comments

Alian Desembri, aktor monolog berjudul sansiviera terakhir oleh komunitas senja merah di terminal bratang dalam gelaran pra festival seni surabaya,Unit kegiatan mahasiswa teater kusuma universitas 17 Agustus 1945 Surabaya


Aksi gadis yang satu ini patut di perhitungkan dengan gaya lengak lengoknya seperti srikandi, dalam aksinya alian Desemberi menceritakan seorang srikandi yang berusaha dengan susah payah melakukan penghijauan dengan lidah mertua (sansivera),srikandi tersebut mencoba memanah langit untuk membasahi bumi dengan harapan sansiviera bisa tumbuh denganbaik sehingga polusi dapat berkurang. dalam Emansipasi wanita srikandi tersebut berharap bahwa sansivera mampu dipelihara masyarakat kalangan luas hal ini terlihat dengan menunjukan pembagian sansiviera ke kalangan penumpang,masyarakat sekitar.
Selengkapnya...

On Minggu, 17 Oktober 2010 0 comments

Ketakutan, ADITYA (22) pelaku tabrak lari di Jl. Manyar Kertoarjo Surabaya terpaksa ngebut melarikan diri.

Mahasiswa universitas swasta di Surabaya itu mengaku sadar ketika menabrak seorang penyeberang. Awalnya, ia ingin menyalip mobil dan belok kiri. Tapi rupanya penyeberang tersebut berjalan di depannya. Tabrakan pun tak bisa dihindari.

Sebenarnya ADITYA bermaksud menolong korban. Namun, ia ketakutan lantaran dilempar warga sekitar. ADITYA pun langsung tancap gas dan bersembunyi di Gereja Bethany kawasan Manyar.

“Manyar Kertoarjo itu ramai. Saya menghindari mobil, mau nyalip. Terus ada orang nyebrang. Saya mau ngerem, tapi gak nututi, terus terpental. Terus, sebelah kiri ada yang lempar. Saya bukannya melarikan diri, tapi saya panik,” kata ADITYA

Menurut ADITYA, ia melaju tidak terlalu kencang dengan kecepatan sekitar 40-50 km/jam. Panik, ADITYA langsung menghubungi LISA ibunya. LISA, Ibunya menceritakan ketakutan yang dialami putranya.

Kata LISA, putranya bersedia mempertanggungjawabkan perbuatannya. Termasuk menanggung perawatan korban yang ditabrak. “Ya, kalau memang salah, mau gimana lagi, harus tanggung jawab,” tukas LISA.

Saat ini, kasus ini ditangani oleh AKP BAMBANG SUKMONO Kanitdikyasa Lantas Porlestabes Surabaya. Sementara, identitas dan kondisi korban masih belum diketahui.
Selengkapnya...

On Senin, 11 Oktober 2010 1 comments

Surabaya- Matinya Trafic Light (TL/Lampu lalu lintas) di perempatan kebun bibit kemarin (10/10) mengakibatkan kemacetan lumayan parah mulai pukul 07.30 sampai 10.00. laju kendaraan dari semua arah tidak teratur.beberapa kendaraan dari jalan raya nginden yang hendak menuju kertajaya memutar balik. Mereka menghindari kemacetan di persimpangan tersebut.namun,ada beberapa yang tetap memaksa melaju melalui persimpangan itu.sejak awal TL mati,tidak ada petugas dari dinas perhubungan di lapangan. hanya ada beberapa petugas PLN dan dari kepolisian.Kondisi tersebut terjadi hingga siang.
Kasi Rekaya Lalu lintas Dishub Kota Surabaya Tundjung Iwandaru menyesalkan terjadinya peristiwa itu. Sebab,ada alternatif yang bisadilakukan jika tegangan dari PLN Padam. Sehingga tidak terjadi kemacetan seperti kemarin. "salah satunya genset untuk lampu TL," katanya Tunjung Berharap,jika ada pemadaman kembali pihaknya diberi tahu sehingga bisa mengatasipasi. diantaranya penempatan genset di titik - titik tersebut. "Jadi kemacetan bisa diantisipasi sejak awal," tutur dia.
Selengkapnya...

On Jumat, 01 Oktober 2010 0 comments

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien

1. Pengecekan Bagian Luar Mobil

Sebelum menggunakan mobil cek kondisi sekeliling bodi, pastikansemua dalam kondisi baik dan layak jalan.Pengecekan Ban Kembang ban Cek tekanan angin dan kondisi ban mobil (termasuk ban cadangan) minimal seminggu sekali sebelum mobil digunakan. Periksa tekanan angin dengan menggunakan Tire Presure Gauge, dan pastikan tekanan sesuai dengan standar.

Untuk memeriksa ketebalan ban, gunakan Trade Wear Indicator,
yaitu berupa tanda segitiga pada dinding ban dan tonjolan pada
telapak ban. Jika kembangan ban sudah rata dengan tonjolan tersebut, maka gantilah segera ban Anda.
Pengecekan Mesin
Lakukan pengecekan ruang mesin minimal seminggu sekali pada bagian oli mesin, oli rem, air radiator dan air aki. Pastikan ketinggian oli ataupun air berada di bawah garis maksimal. Selanjutnya cek juga karet-karet selang dan tali kipas. Pastikan semua masih lentur dan tidak ada retakan.
2. Pengecekan Dalam Mobil
Saat memasuki kabin mobil hal penting yang perlu di cek adalah kondisi karet pedal kopling, rem dan gas. Semuanya harus terpasang dengan baik dan tidak tipis. Lalu, cek juga rem tangan mobil, terutama tuas dan penguncinya.Semuanya harus dalam kondisi dan berfungsi dengan baik.

3. Posisi Duduk
1. Komunikasi
Mudah berkomunikasi dengan pengendara lain dan memantau situasi di luar mobil.
2. Kenyamanan
Tidak mudah lelah dan selalu sigap meski mengemudi jarak jauh.
3. Kontrol
Sabuk PengamanMudah merasakan gejala awal ketika mobil mulai kehilangan keseimbangan. Sehingga bisa segera mengantisipasinya.

Ada 3 hal penting yang akan kita dapatkan apabila posisi duduk
kita sudah tepat, yaitu:
Untuk mendapatkan posisi duduk yang tepat ikuti prosedur dalam
hal:

Sabuk Pengaman
Gunakan selalu Sabuk Pengaman sebagai perlengkapan pelindung
keselamatan utama. Pastikan terdengar suara KLIK!, saat
memasangnya.

Penggunaan sabuk pengaman yang tepat, harus melewati tulang bahu dan pinggul. Gunakan pengatur ketinggian sabuk pengaman agar memudahkan mendapatkan posisi duduk yang tepat.

Jarak Kursi
Atur jarak kursi sehingga kamu mudah mengoperasikan pedal gas,
rem dan kopling.

Sandaran Kursi
Posisi sandaran kursi harus nyaman, tidak terlalu tegak namun tidak terlalu landai.Jarak ke kemudi

Jarak Tubuh & Kemudi
Jarak ideal tubuh dengan kemudi yaitu sekitar 25cm. Cara mengukurnya, letakkan kedua pergelangan tangan Anda pada jam 12. Kemudian atur sandaran kursi.

Posisi Penahan Kepala
Tempatkan sandaran kepala sejajar dengan tinggi kepala.

Ketinggian Kemudi
Sesuaikan ketinggian kemudi sampai merasa nyaman untuk mengemudi.

Setelah duduk dengan nyaman, lakukan pengecekan berikut
ini:Indikator Dashboard

Pengecekan Instrumen Dashboard
Cek semua indikator di dashboard ketika kunci dalam posisi ON.Untuk kendaraan yang dilengkapi dengan ABS dan SRS Airbag, pastikan saat menyalakan mobil indikator tersebut mati.

Pengaturan Kaca Spion
Atur semua posisi kaca spion supaya memudahkan memantau situasi di luar mobil.

Pengecekan Lampu-lampu
Pastikan semua lampu-lampu berfungsi dengan baik.

4. Olah KemudiOlah Kemudi

Posisi dasar tangan yang paling tepat saat mengemudi yaitu tangan
kiri di posisi jam 9 dan tangan kanan di posisi jam 3. Posisi ibu
jari harus tegak di atas setir dan tidak masuk ke lingkaran setir.

Hindari kebiasaan mengemudi dengan satu tangan, telapak tangan
dan mengemudi dengan jari yang masuk ke lingkar setir. Selain
mudah kehilangan kendali saat mengemudikan mobil, Anda juga
terancam bahaya cedera bahkan kematian.

Ada 2 Teknik olah kemudi yang tepat yaitu sebagai berikut:

1. Tarik-Dorong Setir

Merupakan teknik olah kemudi yang paling dasar dan aman
digunakan di berbagai situasi, baik mengemudi pada
2. kecepatan rendah ataupun tinggi. Silang
Teknik ini dapat digunakan saat kecepatan rendah tapi membutuhkan radius putar yang cukup luas, seperti saat parkir atau berbalik arah.

5. Teknik Pengereman

Salah satu fitur yang berkaitan dengan teknik pengereman adalah Anti Lock Brake System (ABS), Electronic Force Brake Distribution (EBD) dan Brake Assist (BA).

ABS berfungsi agar ban tidak terkunci saat terjadi pengereman. Caranya injak sekuat tenaga pedal rem sambil arahkan mobil ke tempat yang lebih aman.

EBD berfungsi mendistribusikan daya pengereman ke setiap roda sesuai beban kendaraan. Mekanisme ini bekerja bersama ABS dan sangat bermanfaat ketika mengerem pada jalan menikung.

Sementara itu, BA berguna untuk menambah daya pengereman saat mengerem mendadak. Mekanisme ini bekerja berdasarkan kecepatan menginjak pedal rem pada kondisi darurat. Sehingga dengan sedikit injakan tapi cepat, mobil dapat berhenti dengan cepat.

6. Scanning
Ketika sedang mengendarai mobil, perlu memperhatikan semua pengguna jalan atau kondisi jalan sekitar, misalnya motor, mobil, rambu-rambu, pejalan kaki ataupun objek-objek penting lainnya yang dapat mempengaruhi kesigapan saat mengemudi.Blind Spot

7. Blind Spot

Blind Spot adalah area yang tidak terlihat secara langsung oleh
kaca spion tengah, kanan ataupun kiri. Dengan keterbatasan ini,perlu membiasakan diri untuk melakukan Shoulder Check yaitudengan menoleh sesaat ke kiri atau kanan sesuai arah belok Anda.

8. Safe Following Distance

Ketika sedang mengendarai mobil, jaga jarak aman ideal mobil
dengan mobil di depan yaitu sekitar 3 detik. Caranya:
Temukan patokan yang cukup besar dan tidak bergerak di
sepanjang jalan.
Kemudian saat mobil lain di depan melintasi patokan tersebut, hitung dengan angka ?1000 dan 1, 1000 dan 2, 1000 dan 3?.Pastikan mobil melewati patokan yang sama pada akhir hitungan.
Jika sudah tepat, maka Anda telah memenuhi jarak aman ideal.

9. Safe Stopping Distance
Saat menghentikan mobil, pastikan jarak mobil cukup memadai sehingga bisa melihat kedua ban belakang mobil yang berada di depan. Hal ini agar memudahkan saat terjadi kondisi yang memaksa Anda harus keluar dari antrian kendaraan.Parkir

10. Parkir
Untuk memudahkan saat parkir, perlu memahami dan menggunakan patokan-patokan yang ada pada mobil. Seperti terlihat pada gambar berikut: Selengkapnya...

On 0 comments

Surabaya selalu dipenuhi kesibukan setiap hari. Tingkat mobilitas warganya sangat tinggi. Akibatnya, Transportasi angkutan umum menjadi kebutuhan pendukung.

Namun,banyaknya angkutan justru menimbulkan permasalahan tersendiri. Banyak yang mangkal di terminal bayangan atau diluar tempat – tempat resmi yang disediakan. Maka, muncul kesan kurang efisiensinya terminal di Surabaya,terutama dikawasan timur.

Semisal kawasan jalan raya rungkut. Angkutan umum Sering kali berkumpul. Lebih dari angkutan umum yang mangkal di tepi jalan itu. Padahal, tempat tersebut bukan terminal. Kondisi itu mengakibatkan arus lalu lintas kawasan terganggu.

Parahnya, sering kali dalam menunggu penumpang, sang sopir tidak memedulikan kepentingan lainnya. Mereka asal memakir kendaraan sehingga memakan bahu jalan dan mengakibatkan penyempitan ruas jalan.

Kawasan tersebut yang menjadi tempat mangkal adalah mal,kawasan industry dan beberapa tempat keramaian lainnya. Seseorang sopir angkutan menyatakan lebih menikmati mangkal di tempat tertentu. Alasannya penumpangnya banyak. “Kami tidak kesulitan kalok diterminal harus menunggu lama”, ujar sisopir yang enggan disebut namanya. Selain menunggu lama,mereka harus bersaing dengan angkutan lainnya.

Kondisi saat ini, kata dia, mengharuskan sopir jemput bola. Pola mereka tidak lagi menunggu penumpang, tapi mencari lokasi yang banyak penumpang. “Makanya kami lebih suka ngetem disekitar pabrik atau mall”. Ungkap sopir tadi

Andiyanto, salah seorang pengguna jalan, mengatakan kerap kali terjebak kerap kali terjebak kemacetan ketika melintas di jalan tersebut. Penyebabnya, banyak angkutan yang berkumpul mengantre penumpang. Mereka menggunakan bahu jalan disekitar kawasan itu sehinga ruas jalan menjadi sempit. “mobil harus perlahan – lahan ketika melewati jalan tersebut”, paparnya.

Keberadaan yang tidak beraturan di pinggir jalan secara tidak langsung melanggar aturan hukum. Andiyanto menuturkan, menurut undang – undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas, bahu jalan termasuk fasilitas untuk penggendara. Jika disalahgunakan artinya melanggar aturan.”Pelanggaran bias dikenai sanksi hukum”.

Ada yang mengeluh,ada pula yang diuntungkan oleh keberadaan angkutan yang mangkal di beberapa tempat.”cukup mencari pangkalan,sudah dapat. Jadi tidak harus beranjak ke terminal,” papar Rina Ariyanti pekerja swasta.

Harus diakui,jika angkutan tidak diperbolehkan mangkal, sebagaian masyarakat bakal kesulitan. Mereka pasti menunggu angkutan lewat atau kalok mau cepat harus pergi ke terminal yang tempatnya belum dekat.

Kondisi ini akhirnya menyuburkan terminal bayangan. Pada saat bersamaan,terminal atau pangkalan resmi justru sepi dari angkutan dan penumpang. Misalnya terminal medokan dan gunung anyar.
Selengkapnya...